Makanan ultra-olahan seperti roti, sereal sarapan, dan es krim meningkatkan risiko kanker: Studi
makanan olahan tinggi dicampur dengan pewarna, pemanis, dan pengawet.
Sebuah studi baru oleh Cancer Research UK dan World Cancer Research Fund telah menjelaskan bagaimana makanan yang telah menjadi bagian dari diet harian kita dapat meningkatkan risiko kanker.
Makanan ultra-olahan (UPF) seperti sereal sarapan, roti yang diproduksi secara massal, makanan siap saji, es krim, dan ham telah dikaitkan dengan risiko berbagai jenis kanker yang lebih tinggi.
Makanan ultra-olahan adalah makanan seperti makanan beku, makanan cepat saji, kue kemasan, kue, permen, dan camilan asin. Makanan ini dicampur dengan pewarna, pemanis, dan pengawet untuk memperpanjang umur simpannya.
Studi ini dilakukan pada lebih dari 197.000 orang di Inggris Raya dan menemukan bahwa setiap peningkatan 10% makanan ultra-olahan dalam makanan seseorang menyebabkan peningkatan 2% dalam kemungkinan mereka terkena kanker jenis apa pun. Namun, risiko terkena kanker ovarium adalah 19%.
Ditemukan juga bahwa seiring dengan meningkatnya konsumsi makanan olahan, jumlah kematian juga meningkat. Untuk setiap peningkatan 10% konsumsi UPF, risiko kematian akibat kanker meningkat sebesar 6%. Dalam kasus ini juga, risiko kematian akibat kanker ovarium lebih tinggi yaitu 30%.
"Makanan ultra-olahan ada di mana-mana dan dipasarkan dengan harga murah dan kemasan yang menarik untuk mendorong konsumsi. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan makanan kita membutuhkan reformasi mendesak untuk melindungi populasi dari makanan ultra-olahan," kata Dr Kiara Chang, salah satu peneliti yang terlibat dalam pembelajaran.
Panagiota Mitrou, direktur penelitian dan inovasi di World Cancer Research Fund, mengatakan bahwa penelitian ini menambah "bukti yang berkembang yang menghubungkan makanan ini dengan kanker dan kondisi kesehatan lainnya." Para peneliti telah meminta label peringatan kemasan depan.
Studi terbaru bukanlah yang pertama yang menunjukkan hubungan antara UPF dan risiko kanker. Pada tahun 2018, sebuah studi oleh tim peneliti Prancis juga menemukan bahwa makanan olahan terkait dengan kanker.
Para ilmuwan menilai diet dan rekam medis dari hampir 105.000 orang dewasa yang ikut serta dalam studi kohort NutriNet-Sante. Ini melacak asupan 3.300 makanan berbeda antara 2009 dan 2017.
Peningkatan 10% dalam konsumsi apa yang oleh para peneliti dianggap sebagai makanan "ultra-olahan" tampaknya berkontribusi terhadap peningkatan kanker sebesar 12%. Namun, kedua penelitian tersebut mengakui bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami efek dari berbagai jenis pemrosesan.
© Copyright 2024 IBTimes UK. All rights reserved.